URGENSI ILMU PENGETAHUAN DALAM BERISLAM #1

(Disadur dari Kuliah Subuh Kiai Dawam Saleh: Bagian Satu)

Sabtu, 24 Juli 2021/14 Dzulhijjah 1442

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ:

Perihal keutamaan ilmu salah satunya terdapat dalam sebuah keterangan hadis:

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ وَعِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

“Telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin Hujr, telah mengabarkan kepada kami Ja’far dari Al-‘Ala’ bin ‘Abdurrahman dari ayahnya dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: ‘Apabila manusia telah mati, maka terpotonglah amalannya kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendoakan kedua orangtuanya’. Berkatalah Abu ‘Isa bahwa hadis ini hasan dan sahih.”[1]  

Demikianlah, apabila manusia semuanya meninggal, wafat atau mati, maka amalan telah terputus. Kecuali tiga hal yang masih terus menjadikan pahalanya mengalir meskipun sudah di dalam kuburan. Apa sajakah itu?  Sedekah jariyah. Sedekah yaitu harta yang disedekahkan dan terus mengalir karena masih bisa digunakan orang lain. Kata jariyah berasal dari bahasa Arab, yaitu “جَرَى-يَجْرِيْ”, berlari atau berjalan, makna kedua ini bisa menggunakan “مَشَى-يَمْشِيْ”. Misal sedekah adalah ketika kita memiliki uang kemudian uang tersebut kita gunakan membuat jalan, jembatan, masjid dan sekolahan. Setelah kita meninggal, seluruh infrastruktur tersebut masih terus digunakan oleh orang lain. Semakin banyak orang yang menggunakan, semakin banyak pula pahala yang mengalir.

Kedua, ilmu yang bermanfaat. Apabila kita memiliki ilmu, kemudian kita ajarkan kepada generasi muda hingga kita meninggal, maka selama generasi merasakan manfaatnya ilmu yang kita berikan pada mereka, kita akan terus mendapatkan pahala, meskipun telah wafat berpuluh-puluh atau beratus-ratus tahun. Apabila ada pengarang menulis buku semisal Imam Al-Ghazali, ia menulis buku di antaranya Ihya Ulumiddin, meninggal tahun 1111, hampir seribu tahun lalu, dan sampai sekarang ribuan ulama masih membaca buku-bukunya, termasuk saya masih sering membacanya. Selama itulah ia akan mendapatkan pahala. Ilmu para sahabat seperti Abu Bakar, Umar, Usman dan Sayyidina Ali dalam perkara menjadi khalifah yang jujur dan cerdas. Sampai kapanpun mereka masih mendapatkan pahala karena kebermanfaatan ilmunya.

Ketiga, anak saleh yang mendoakan kedua orangtua. Apabila seseorang meninggal dalam keadaan memiliki anak dan bukan anak nakal, tapi anak saleh yang mendoakan kedua orangtua, maka orangtuanya masih mendapatkan pahala dan dosa-dosanya akan diampuni. Hal ini karena anak saleh tersebut senantiasa melantunkan doa dan memohonkan ampunan bagi orangtuanya. “اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَ لِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا” (Ya Allah, ampunilah diriku dan kedua orangtuaku yang telah memeliharaku di kala kecil), terus dilantunkan begitu. Kendati orangtuanya banyak dosa, selama menjadi anak yang saleh, mendoakan kedua orangtua, maka diampuni dosanya. Inilah pentingnya kita menjadi manusia yang saleh.

Itu adalah tiga hal yang sangat penting bagi kehidupan di dunia ini. Pertama, jikalau kamu memiliki banyak uang, gunakanlah untuk amal jariyah (terus mengalir). Kedua, jikalau kamu memiliki ilmu, manfaatkanlah untuk kepentingan masyarakat (umat), bangsa dan negara. Yang ketiga, jikalau memiliki anak, kelak kawin, maka didiklah anak-anakmu menjadi saleh/salehah, sehingga mendoakan kedua orangtuanya. Inilah tiga hal yang sangat penting, di antaranya ilmu. Kita haruslah selalu mencari ilmu, supaya bisa bermanfaat, mengalir terus pahalanya meskipun kita telah meninggalkan dunia ini.

Hakaza (demikianlah).

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


[1] Diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dalam Sunan At-Tirmidzi (Juz 3),no. 1376, hlm. 660.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *