Jum’at (20/02) dan Sabtu (21/02), MA Al–Ishlah berturut–turut mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti sebuah lomba yang bernama PIKPI (Pekan Intelektual Kebangkitan Pelajar Indonesia) yang diadakan oleh Mahasiswa IMM dari Fakultas Keguruan milik Universitas Muhammadiyah Surabaya Tingkat Wilayah Jawa Timur. Event ini bertemakan Membangun Masa Depan Pendidikan Indonesia dengan Menumbuh suburkan Karakter Intelektual Muda. Jadi lomba ini bertujuan untuk mencetak generasi pelajar Indonesia dengan jiwa karakter intelektual muda.
Total ada 4 cabang lomba yang dipertandingkan di dalam event ini yang dibagi di dalam 2 fase perlombaan, yaitu pada hari Jum’at terdapat 3 lomba sekaligus yaitu pidato Bahasa Arab, Pidato Bahasa Inggris, dan Pidato Bahasa Indonesia. Sedangkan pada hari Sabtu, digelar lomba utamanya, yaitu Lomba Cerdas Cermat. Dari MA Al – Ishlah sendiri mengirimkan total 15 orang untuk mengikuti setiap cabang dari lomba tersebut, dengan rincian setiap lomba pidato terdiri atas 2 siswa yaitu laki – laki dan perempuan, sedangkan untuk lomba cerdas cermat, MA Al – Ishlah mengirim 3 regu sekaligus yang setiap regunya terdiri atas 3 orang dengan rincian 2 regu perempuan dan sisanya laki – laki, dengan didampingi oleh ustadz Luqman Hakim dan juga Ustadz Alvian Meydiananda.
Tim Cerdas Cermat berangkat dari Pondok Pesantren Al – Ishlah pukul 05.30 di pagi yang dingin menuju ke kota Surabaya dengan semangat yang membara. Dan sampai di Area parkir Unmuh Surabaya yang masih lengang sekitar pukul 08.00. Ternyata acara baru dimulai pukul 09.00, sehingga banyak dari kami yang menyempatkan diri untuk membuka soal – soal latihan persiapan lomba yang terdiri atas Matematika, Biologi, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Setelah beberapa lama, akhirnya kami pun registrasi ulang dan mengikuti acara pembukaan di gedung G lantai 6 tepatnya aula pertemuan. Pada acara pembukaan tersebut, Rektor dari Unmuh Surabaya sedikit banyak memaparkan tentang lomba dan tentunya tentang kampus Unmuh Surabaya dengan nada promosi.
Setelah acara pembukaan selesai, diadakan pengundian untuk menentukan tim – tim yang akan bersaing di babak penyisihan, yang terbagi atas 3 kelompok besar. Sialnya, tim 1 dan tim 2 dari MA Al – Ishlah berada di dalam satu ruangan, sehingga terjadi tekanan psikologis baik antara teman ataupun lawan. Dan akhirnya dengan menyingkirkan teman sendiri, tim 2 dari MA Al – Ishlah putra, atas nama Mufti Labib Jalaluddin , Kholid Firdausy, dan Anonim lolos ke babak semi final. Di lain ruangan satu tim tersisa dari MA Al – Ishlah pun juga kandas di tengah jalan. Di babak semi final, setelah dilangsungkan undian grup, satu – satunya tim MA Al – Ishlah yang tersisa bergabung satu grup dengan SMAN 2 Lamongan dan SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, hanya ada satu tim yang dapat jatah tiket lolos ke final. Secercah harapan pun muncul ketika di babak awal tim MA Al – Ishlah mampu memimpin dengan selisih 200 poin dari 2 sekolah lainnya, namun seiring berjalannya waktu akhirnya regu dari MA Al –Ishlah hanya mampu finish di urutan kedua di atas SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo.
Walaupun kondisinya demikian, masih ada siswa yang menjadi penyelamat muka MA Al – Ishlah. Yaitu dengan diraihnya satu trofi juara 2 Pidato Bahasa Inggris atas nama Azizah Nur Laily yang berhasil menyingkirkan lawan – lawannya. “Sebenarnya Peserta Pidato dari MA Al – Ishlah sangatlah bagus, namun sayangnya penguasaan panggung yang kurang dan juga Pd Meter yang rendah sehingga membuatnya kalah bersaing dengan peserta lain”, jelas salah satu Alumni MA Al – Ishlah yang menjadi panitia dalam lomba tersebut.
“Di dalam Lomba Cerdas Cermat, tim kami sebenarnya mampu untuk bisa melangkah lebih jauh di dalam event tersebut. Namun karena tingkat kepercayaan diri kita yang rendah dalam menjawab dan juga kalah bahan bacaan dengan sekolah – sekolah lainnya, membuat langkah kami terhenti di babak semi final. Menurut saya, buku bacaan lah yang sangat mempengaruhi, karena buku bacaan dari tim – tim lain baik di sekolah maupun dalam perlombaan merupakan buku penunjang yang tebalnya 3 sampai 4 cm, sedangkan kita ? pembaca sendiri yang mengambil kesimpulan”, tutur Anonim. (MWSM)