Rahasia Menggapai Ilmu yang Bermanfaat

Tulisan ini terinspirasi dari kitab fenomenal yaitu “Majmu’ah Syaikh Nawawi al-Bantani”. Berangkat dari pemahaman, bahwa betapa pentingnya meraih keberkahan dan kebermanfaatan dari ilmu yang kita miliki. Serta pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.

Beliau menceritakan sebuah riwayat, bahwa dahulu kala ada seorang laki-laki dari kalangan Bani Isra’il yang memiliki sebanyak 80 peti. Peti tersebut berisi kitab-kitab penuh ilmu. Semua kitab tersebut ternyata sudah dibaca. Namun ironisnya, dari kitab-kitab yang telah dibaca tersebut. Dia tak kunjung mendapatkan manfaat dari ilmu yang telah dipelajari.

Lantas, tibalah Allah memberikan nasihat melalui Nabi-Nya agar di sampaikan kepada laki-laki tersebut. Nasihat itu berbunyi:

“Sekalipun engkau mengumpulkan banyak ilmu, engkau tidak akan mendapatkan manfaatnya, kecuali setelah engkau mengamalkan 3 perkara: janganlah mencintai kesenangan dunia, sebab ia bukanlah tempat bagi orang-orang yang beriman untuk menerima balasan pahala. Janganlah berteman dengan syaithan, sebab ia bukanlah teman bagi orang-orang beriman. Janganlah menyakiti seseorang, sebab menyakiti orang lain bukanlah perbuatan orang-orang yang beriman.”

Berdasarkan riwayat tersebut, diketahui bahwa terdapat 3 perkara untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Yaitu tidak mencintai kesenangan dunia, tidak berteman dengan syaithan dan tidak menyakiti sesama makhluk. Secara lebih lanjut, penulis menjabarkannya sebagai berikut.

1. Jangan mencintai kesenangan dunia

Betapa indahnya dunia dan segala pernak-perniknya, sehingga terkadang mampu membuat manusia lalai terhadap tujuan untuk apa ia diciptakan. Berapa banyak kesalahan yang muncul sebab terlalu mencintai dunia.

Hal ini sering pula disampaikan oleh KH. Muhammad Dawam Saleh, Pengasuh ponpes al-Ishlah. Nasihat indah yang harapannya dapat melekat di hati para santrinya, yaitu:

أَحِبُّوْا العِلْمَ وَالعَمَلَ وَالعِبَادَةَ يَأْتِكُمُ الدُّنْيَا. وَلَا تُحِبُّوْا الدُّنْيَا فَإِنَّ حُبَّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيْئَةٍ

“Cintailah ilmu, Amal, dan Ibadah maka dunia akan datang kepadamu. Dan janganlah kamu mencintai dunia, sebab cinta dunia adalah sumber dari segala kesalahan.”

2. Jangan berteman dengan syaithan

Maknanya, bila kita menginginkan ilmu yang bermanfaat, hendaklah kita menjauhi maksiat. Betapa banyak godaan-godaan yang menghadang para penuntut ilmu. Namun, percayalah bahwa ketika kita senantiasa memohon penjagaan dari Allah dan berusaha mengamalkan nilai-nilai keislaman secara kaffah.

Seorang penuntut ilmu tak akan mudah terperangkap oleh godaan syaithan. meskipun syaithan itu ghaib, namun ia adalah musuh yang nyata bagi kita semua. Sebagaimana Firman Allah dalam al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208).

3. Jangan menyakiti sesama

Salah satu sebab ketentraman dalam hati adalah saat tidak ada seorangpun yang merasa tersakiti karena kita. Terlebih kepada orang-orang yang tulus memberikan ilmu dan bimbingannya, salah satunya adalah guru kita. Jangan sampai kita kehilangan berkah dan kebermanfaatan ilmu karena sering menyakiti, baik secara lisan maupun perbuatan.

Contoh sederhana saja ketika di kelas. Seorang murid yang mengharapkan ilmu bermanfaat, tidak akan rela mengabaikan gurunya, lebih-lebih sampai tidur ataupun ngobrol dengan temannya. Di samping itu, kasus yg lebih ekstrim lagi adalah mencontek tatkala ujian. Hal itu secara tidak langsung mampu mencabut keberkahan ilmu dan keridaan seorang guru. Oleh karena itu, hendaklah seorang pencari ilmu mencerminkan etika dan akhlak shalih di manapun dan kapanpun ia berada.

Lantas, pernahkah kita merasa seperti apa yang dirasakan laki-laki Bani Israil tersebut? Banyak orang yang merasa pintar, namun dalam praktik keseharian ilmunya terasa hambar. Banyak orang berilmu yang sukses menggapai karir, namun ia merasa relasinya dengan Tuhan bagaikan terhalang tabir. Bukankah seharusnya natijah dari Ilmu adalah cahaya hidayah yang menuntun para pencarinya menuju ketenangan dan keridaan Allah, sehingga darinya menghadirkan kebermanfaatan, baik untuk dirinya ataupun sesamanya.

Dalam agenda Zikir Jama’iy, al-Ustadz Piet Hizbullah memberikan nasihat bahwa untuk memperoleh Ilmu yang bermanfaat, kita harus memperhatikan 3 hal di bawah ini:

1. Seorang pencari ilmu harus memiliki niat yang shalih, yaitu mencari ilmu semata-mata karena Allah Swt.,

2. Seorang pencari ilmu hendaklah fokus dan konsisten dalam mempelajari ilmu-ilmu tersebut.

3. Seorang pencari ilmu harus semakin mendekatkan diri kepada Allah, Sang Maha Pemilik Ilmu.Semoga, dari uraian di atas mampu menambah wawasan kita tentang rahasia menggapai ilmu yang bermanfaat, baik di dunia maupun akhirat. Hasbunallaah…

Editor: Faiq El Meida

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *