Puisi: Putri Kecil Yang Kehilangan Pundaknya

Oleh: Eva Naria, Mahasiswi STIQSI angkatan 3

Awal pagi yang cerah nan bahagia
Sebelum daun yang berguguran mengucapkan selamat tinggal kepada ranting yang telah menemani

Setelah kepergianmu, pagiku berbeda
Tak ada lagi sapaan untuk embun dan bunga yang mekar
Karena kepergianmu, membuatku teringat akan apa yang telah engkau lakukan di setiap sudut rumah ini

Putri kecil ini kehilangan pundaknya dan bingung harus bersandar kepada siapa
Putri kecil ini sudah kehilangan waktu
Dan itu tidak akan kembali

Tiap detik, kumasih ingat hembusan nafasnya, sejuk sekali
Aku masih ingat pelukan hangatnya
Sepertinya dia sekarang berkata
“Tenang putriku, dunia akan selalu baik-baik saja untukmu”

Putri kecil tadi perlahan dewasa
Membuka jendela dengan tangannya sendiri

95 hari yang lalu, hari-hari sebelum tuhan mengambilnya dariku, adalah sejarah yang hebat dalam hidupku.
Mengantarkan kebahagiaan tiap lelah usai belajarku. Dan berganti menjadi abu-abu tiap kubuka galeri tentangmu.

Mama saat ini aku bersyukur, meskipun akhirnya aku kehilanganmu
Ma… Kehidupan ini memang seperti puzzle bukan?
Banyak teka-teki yang nggak disangka-sangka
Banyak bentuk dari berbagai macam warna dan akan tersusun rapi, jika mengetahui rumusnya.

Mungkin di fase ini, puzzleku masih berantakan
Tapi mama percaya kan? Suatu saat nanti putri kecilmu ini akan menemukan rumusnya sendiri, tanpamu lagi
Pelan-pelan dan tersusun rapi.

Blimbing, 29 Juni 2023

Editor: Azka Ziadah A.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *