Al-Ishlah telah berumur genap 37 tahun. Dan selama itulah Al-Ishlah telah kedatangan banyak tamu spesial. Dari sekian banyaknya tamu spesial, salah satunya adalah Bapak Busyro Muqoddas, S. H,. M. Hum.
Bapak Busyro adalah salah satu tamu spesial Al-Ishlah. Dibuktikan dengan rekam jejaknya, beliau pernah menjabat sebagai ketua Komisi Pemberantasan korupsi (KPK), selain itu saat ini beliau menjabat sebagai salah satu Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dalam kunjungannya ke Al-Ishlah, Bapak Busyro menyampaikan orasi tentang kepemimpinan yang berlandaskan iman dan ilmu. Dalam orasinya Beliau menyampaikan bahwa pemimpin adalah orang yang diberi oleh Allah kekuatan untuk mengajak kepada kebaikan dan melarang pada kemungkaran.
“Pemimpin adalah orang yang diberi kekuatan oleh Allah untuk mengajak kepada kebenaran, kebaikan sekaligus mencegah kemungkaran, sehingga pemimpin itu memiliki ketahanan mental, kematangan jiwa dan pikiran untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan,” ujar mantan ketua KPK tersebut.
Kemudian beliau menjelaskan bahwa zaman sekarang dibutuhkan pemimpin yang kuat iman.” Diharapkan nantinya anak muda dalam kepemimpinannya lebih kuat iman, sebab iman berkaitan dengan kejujuran, dan jika pemimpin tidak dapat berkata jujur, maka ia gagal sebagai pemimpin,” ungkap beliau.
Bagi beliau orang yang berilmu memiliki derajat yang lebih tinggi dari pada yang tidak berilmu, begitu pula dengan pemimpin. “Orang-orang yang memiliki ilmu akan ditinggikan derajadnya, maka iman dan ilmu itu menjadi penting,” ungkapnya.
Dengan ilmu pula dapat mewujudkan ayat terakhir al-Quran yang turun, yaitu surah Al-Maidah ayat 3. Dalam surah tersebut tersirat makna bahwa Allah telah menyempurnakan nikmat-Nya. Untuk merealisasikannya itu membutuhkan ilmu dan menggunakannya.
“Artinya Islam yang telah disempurnakan oleh Allah, sekaligus kalau dijadikan dengan ilmu dan keikhlasan hati akan menjadi sumber kenikmatan,” ujar Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut.
Lagi-lagi tentang ilmu, beliau menukil intisari hadis yang menerangkan bahwa barangsiapa seseorang menginginkan dunia maka dengan ilmu, barangsiapa seseorang menginginkan akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan keduanya maka dengan ilmu.
Setelah menyampaikan kriteria pemimpin yang baik, beliau menyebutkan, tugas pemimpin haruslah dapat menebarkan kebaikan dalam semua komponen masyarakat secara luas. Sedangkan hal itu hanya dapat dilakukan dengan pemahanam ilmu yang baik.
Reporter: Abdulida Avant
Editor: Azka Ziadah A.