Bencana demi bencana
Seperti tiada habisnya
Di tanah air kita
Terjadi huru hara
Belum selesai sebuah musibah
Datang lagi musibah berikutnya
Begitulah beberapa penggal puisi yang dibacakan oleh penyair terkenal Indonesia, Bapak Taufiq Ismail dalam puisi yang berjudul “Kesabaran dalam Berdoa”. Puisi ini dibacakan dihadapan 1.500 lebih santri Pondok Pesantren Al-Ishlah.
Bapak Taufiq Ismail, sang raja penyair Indonesia, begitulah ustadz Dawam menyebutnya, hadir ditengah-tengah keluarga Pondok Pesantren Al-Ishlah untuk membacakan beberapa puisinya.
Puisi yang ditulis tahun 2007 tersebut bukanlah satu-satunya puisi yang dibacakan oleh Bapak Taufiq Ismail, melainkan terdapat beberapa puisi lagi, salah satunya “Sajadah Panjang”, puisi yang dipopulerkan grup band Bimbo asal Bandung.
Raja penyair Indonesia tersebut berharap bahwa Pondok Pesantren Al-Ishlah merupakan tempat cikal bakal lahirnya pemimpin bangsa. Beliau mengatakan, “semoga tempat ini menjadi tempat pemimpin Indonesia yang akan datang.”
Dalam kunjungannya yang kedua ke Pondok Pesantren Al-Ishlah, setelah yang pertama pada tahun 2018 lalu, beliau berpesan bahwa di umurnya yang menginjak 89 tahun ini perjuangannya sudah panjang. Sehingga beliau berpesan agar para santri yang masih memiliki perjuangan yang panjang agar terus berjuang meneruskan perjuangannya.
“Umur saya sudah 89, sudah tidak lama lagi saya akan meninggalkan dunia ini, perjuangan saya sudah panjang. Maka kalian yang harus meneruskan perjuangan saya,” ujarnya.
Reporter: Abdulida Avant
Editor: Azka Ziadah A.
Reporter: Abdulida Avant
Editor: Azka Ziadah A.