Teng.. Teng lonceng berbunyi biasanya menandakan untuk segera pergi ke sekolah tapi tidak untuk hari ini. KBM sekolah libur karena setelah sekian purnama, akhirnya peringatan isra’ mi’raj datang juga.
Pagi, 27 rajab 1443 H, seluruh santri berduyun-duyun membawa pena dan buku tulis. Bukan untuk dibawa ke sekolah tapi dibawa untuk mencatat inti sari ceramah di masjid jami’ al-ishlah. Ceramah tentang isra’ mi’rajnya seorang teladan umat, dan betapa pentingnya sholat.
Kegiatan ini sudah menjadi program kerja tahunan OPPI bagian ketaqwaan. Ustadz Dawam datang ke masjid dengan diapit dua bodyguard dari bagian ketaqwaan. Kegiatan ini dimulai dari jam setengah 8 pagi sampai jam setengah 10 pagi.
Tujuan dari kegiatan ini tidak lain adalah untuk mengingat perjuangan nabi dalam mensyi’arkan agama islam. Sebelum peristiwa isra’ mi’raj itu ada, banyak sekali kesyirikan yang terjadi. Sehingga nabi diutus untuk naik ke sidratul muntaha untuk menerima wahyu berupa perintah sholat yang awalnya 50 kali sehari menjadi 5 kali sehari.
“Sholat itu menenangkan. Karena kebiasaan manusia diliputi rasa kegelisahan. Diberikan cobaan, merasa gelisah. Diberikan rezeki, menolak bersedekah”. Ungkap ustadz Dawam
Tak kalah penting dari itu, peristiwa isra’ mi’raj ini juga mengingatkan bahwa nabi juga manusia biasa. Karena dalam suatu kisah nabi juga pernah dilempar batu dan berdarah saat mensyi’arkan islam sebelum peristiwa isra’ mi’raj itu terjadi.
Oleh karena itu, jangan sampai dalam beribadah itu mengagung-agungkan nabi melebihi mengagung-agungkan Allah. Karena bisa membuat kita terjebak kepada TBC (takhayul, bid’ah, khurafat).
Redaktur : M. Afiruddin Mahasiswa STIQSI Semester 8