Perbeda, Raih 4 Medali Emas dan 9 Perunggu

Pencak Silat adalah olah raga beladiri asli Indonesia. Geneologi historis pencak silat secara turun-temurun ada sejak masa kerajaan-kerajaan di Nusantara ini. Oleh karena itu, pendekar dengan kemampuan ilmu silat tingkat tinggi mendapatkan kedudukan istimewa di kerajaan. Semakin tinggi ilmu silat seseorang, semakin bagus posisi jabatannya.

Hingga sekarang ini, pencak silat tetap diabadikan sebagai budaya dan ilmu beladiri. Pencak silat ada yang berkembang sebagai aliran ilmu beladiri, dan ada yang berbentuk tradisi serta budaya. Tiap desa atau bahkan sekarang di lembaga pendidikan, dari segi aliran dan tradisi, berkembang ilmu beladiri yang berbeda-beda.

Berbagai macam jenis pencak silat mewarnai dunia pencak silat di Indonesia. Misalnya, wushu, taekwondo, tapak suci, setia hati, dan lain-lain.

Di Pondok Pesantren al-Ishlah, lebih khusus lagi di MA al-Ishlah, dikembangkan lembaga bela diri bernama Persatuan Bela Diri al-Ishlah (Perbeda). Disebut persatuan karena di lembaga beladiri ini tidak menganut satu aliran atau organisasi pencak silat yang dominan. Perbeda menyatukan ilmu beladiri yang dimiliki beberapa pelatihnya yang berasal dari tapak suci, kempo, dan setia hati.

Dalam sejarahnya, Perbeda telah beberapa kali mengikuti ajang pertandingan, baik tingkat daerah, wilayah, ataupun nasional, bahkan internasional.

Di tahun ini Perbeda MA Al-Ishlah sudah keenam kalinya untuk ikut serta, terhitung mulai dari tahun 2020. Mereka mendapatkan informasi pertandingan dari sosial media. Meski tergolong sebagai peserta dengan umur yang terbilang muda, Perbeda telah menuai banyak prestasi. Misalnya, yang terakhir adalah keikutsertaan Perbeda kontingen MA Al-Ishlah di Malang pada 2-3 September 2023. Prestasi yang dicapai adalah mendapatkan medali 4 emas dan 9 perunggu.

Pencapaian yang mereka capai tentu saja merupakan buah dari usaha dan kerja keras latihan setiap hari, pagi-siang-sore serta malam. Didampingi oleh para pembina Perbeda, baik ustadz maupun ustadzah.

Yang menjadi tantangan dalam pertandingan kali ini adalah adanya beberapa peraturan baru yang dikeluarkan oleh Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI). Namun, peraturan baru tersebut tidak membuat semangat anak-anak padam. Jika dilihat dari proses latihan mereka, tingkat semangat dan antusias mereka untuk mengikuti pertandingan tersebut semakin membara. Menurut mereka pertandingan yang mereka ikuti ini, akan menjadi catatan sejarah dan kenangan indah selama mereka mengenyam pendidikan di MA Al-Ishlah.

Ketika pertandingan berlangsung, mereka dipantau oleh dewan juri di berbagai sudut. Hal tersebut semakin membuat mereka grogi dan takut salah. Akan tetapi, rasa takut tersebut mereka buang jauh-jauh. Para peserta tetap berusaha menampilkan pertarungan terbaik semaksimal mungkin. Menampilkan teknik ilmu beladiri yang selama ini mereka peroleh dari pembina.

Yang menjadi poin plus di pertandingan pencak silat tahun ini adalah pembina Perbeda dari MA Al-Ishlah memberikan arahan dengan menggunakan bahasa Arab. Karena tidak semuanya paham dan memudahkan mereka untuk bisa mengantisipasi lawan ketika menyerang. “Arahan pakai bahasa Arab tentu jadi poin plus untuk kita, karena belum tentu lawan paham. Kemarin ada beberapa arahan dengan bahasa Arab, contohnya Miqas”, ujar pelatih Hermawan Toti.

Ustadz Toti berharap bahwa pada setiap pertandingan Perbeda dapat selalu ikut serta. “Semoga keikut-sertaan ini menjadi contoh dan semangat generasi selanjutnya untuk terus berlatih dan menuai prestasi. Keikutsertaan ini juga sangat bagus, karena dapat membawa nama harum lembaga Perbeda, MA al-Ishlah dan Pondok”, ujarnya.

Reporter: Fani Firda Yuniarti

Editor: Fani Firda Yuniarti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *