Knowledge Is Power

Pendidikan dewasa ini telah menjadi sebuah kebutuhan. Ia tak ubahnya seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kesehatan. Begitu penting pendidikan, sehingga nasib seseorang dewasa ini mulai ditentukanantara lain—oleh pendidikannya. Hal itu bisa dibuktikan dari kenyataan bahwa orang yang berpendidikan akan lebih berpeluang mendapatkan pekerjaan, membangun karir, dan memperoleh status sosial daripada yang tidak berpendidikan. Orang yang tidak berpendidikan cenderung akan tersisih, dan mungkin hanya akan mengisi sektor-sektor marjinal kehidupan yang biasanya kurang menjanjikan kesejahteraan, penghargaan dan status sosial..

Tampilnya pendidikan sebagai kebutuhan dasar disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, zaman kini adalah zaman kemajuan yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keduanya telah menjadi kekuatan. Siapa yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi pemenang, dan yang tidak menguasainya akan kalah. Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Italia, Jerman dan Jepang adalah negara-negara yang maju karena menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka akhirnya dapat membangun industri dan infrastruktur, menciptakan produk teknologi, alat telekomunikasi, sarana transportasi, mengembangkan pertanian, menguasai perdagangan, dan sebagainya. Semua itu, pada akhirnya, berujung pada terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya. Orangpun mengatakan knowledge is power.

Kedua, Keunggulan suatu negara dewasa ini tidak lagi diukur dari luas wilayahnya atau besar kekayaan alamnya, melainkan oleh kualitas sumberdaya manusianya. Banyak negara kecil dengan sumberdaya alam yang minim seperti Jepang dan Singapura, tapi mampu tampil sebagai negara yang maju dan kaya. Sebabnya adalah karena mereka memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan sumberdaya manusia yang berkualitas, mereka mampu menangani berbagai bidang kehidupan dan berdaya saing tinggi dibanding negara lain. Sebaliknya, beberapa negara besar seperti Indonesia, India dan Brazil tetap miskin dan terbelakang meski wilayahnya luas dan kekayaan alamnya melimpah. Sebabnya adalah karena sumberdaya manusianya berkualitas rendah, tidak produktif dan cenderung menjadi konsumen bagi produk-produk asing.

Ketiga, banyak bidang kehidupan yang dewasa ini semakin terspesialiasi dan membutuhkan keahlian khusus. Hal ini merupakan konsekwensi logis dari majunya kehidupan akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh, akibat majunya ilmu kedokteran, profesi dokter semakin terspesialisasi menjadi dokter gigi, dokter tulang, dokter syaraf, dokter bedah, dokter penyakit dalam, dsb. Begitu juga profesi guru: ada guru fisika, guru kimia, guru biologi, guru agama, guru sejarah, guru bahasa, dsb. Bidang teknik pun beragam: ada teknik sipil, teknik mesin, teknik elektro, teknik kelautan, teknik bangunan, dsb. Belum bidang-bidang yang lain, dimana masing-masing membutuhkan keahlian yang bersifat khusus. Dan itu hanya bisa diperoleh melalui pendidikan.

Keempat, banyak pekerjaan yang semakin menuntut keahlian dan ketrampilan tinggi, terutama pada sektor-sektor modern. Sebagai misal, untuk menjadi pilot tentu tidak sesederhana menjadi kusir dokar atau penarik becak. Untuk menjadi manajer sebuah bank tidak semudah menggembala kambing atau berternak ayam, dan untuk menjadi karyawan sebuah industri elektronika tentu tidak segampang menjadi buruh di pabrik tempe. Sektor tradisional seperti pertanian pun bahkan sudah menuntut sentuhan ilmu dan teknologi. Agar diperoleh bibit unggul, perlu teknologi kultur jaringan. Agar dihasilkan tanaman yang baik, perlu ilmu produksi tanaman dan pengelolaan tanah (agronomi). Dan agar nilai jual produk pertanian dapat ditingkatkan, perlu teknologi pengolahan hasil-hasil pertanian. Semua itu, lagi-lagi, membutuhkan kemampuan yang hanya diperoleh melalui pendidikan.

Walhasil, kata kunci dari semua penjelasan di atas adalah pendidikan. Dengan pendidikan, transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dilakukan. Dengan pendidikan, sumberdaya manusia dapat ditingkatkan. Dengan pendidikan, tenaga-tenaga terampil dapat disiapkan. Apabila pendidikan ditata dengan baik dan benar untuk mengantisipasi setiap perubahan yang akan terjadi, insya-Allah ia akan berkorelasi positif terhadap kemajuan suatu masyarakat. Namun, jika tidak, ia justru akan menjadi sumber malapetaka dan keterpurukan. Oleh sebab itu, setiap anak bangsa harus memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan, kalau tidak ingin tertinggal dan terbuang.

(oleh Agus Salim Syukran, Kepala MA Al-Ishlah. Artikel ini dimuat dalam majalah Matan edisi Januari 2009)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *