IHWAL PRINSIPIEL SEBAGAI ULAMA, FUKAHA ATAU CENDEKIAWAN

(Disadur dari Kuliah Subuh Kiai Dawam Saleh)

Senin, 9 Agustus 2021/30 Zulhijah 1442 H

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ:

Kalau orang mempunyai ilmu pengetahuan IPA/IPS sangat bagus sekali, tersebab sangat diperlukan. Hukumnya wajib fardhu kifayah. Dunia ini, akhir-akhir ini, abad-abad ini—ke-19 sampai ke-21—ilmu pengetahuan IPA/IPS lebih banyak dikuasai oleh orang yang non-muslim. Sampai ke penemuan listrik. Ini karena apa? Karena IPA. Ini orang non-muslim, bukan orang Islam yang menemukan pesawat, handphone, sampai hari-hari ini, sesuatu yang sangat penting. Misalnya di bidang kedokteran yang menemukan vaksin dan seterusnya, mayoritas hampir dari orang non-muslim. Ini sangatlah perlu bagi kita. Kalau dulu, abad-abad pertengahan, semuanya dikuasai oleh orang-orang Islam. Yang menemukan alat-alat, ilmu pengetahuan sampai dalam bidang kedokteran, sekitar tahun 1000-an, seribu tahun lalu, adalah orang Islam. Ada Avicenna, Averroes, ar-Razi, al-Jabar, itu dari kalangan orang Islam. Ini sangatlah penting bagi kita. Maka di sini cita-citanya ke sana. STIQSI (Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an dan Sains Al-Ishlah) juga bercita-cita kelak orang-orang Islam menjadi tokoh dalam sains.

Di Indonesia dulu, umpamanya, ada Presiden Habibi. Presiden Habibi adalah seseoarang yang ahli pesawat terbang. Ia bersekolah di Jerman, tetapi setiap harinya membaca Al-Qur’an., selalu puasa Senin-Kamis, rajin salat lima waktu berjemaah. Ia pernah menjadi wakil presiden, direktur pabrik pesawat di Jerman (karena selalu terbaik nilainya waktu di Jerman). Kalau bisa nanti banyak orang-orang Islam yang seperti Habibi. Kalau menjadi ulama atau fukaha, jamak dari “فَقِيْهٌ”, yaitu orang yang memahami, fikih artinya pemahaman. Kalau menjadi fukaha harus menjadi fukaha yang benar, sesuai di antara ilmu dan amal. Jangan sampai menjadi ulama atau fukaha yang rakus harta, rakus dunia. Termasuk juga menjadi cendekiawan, ilmuwan IPA/IPS juga demikian, haruslah mempunyai dasar ilmu Islam, iman, akhlak dan takwa. Maka ia bekerja dalam bidangnya, baik IPA/IPS, tanpa rakus mengejar dunia. Kelak akan menjadi orang yang hebat, bagus dan bermanfaat hidupnya di dunia dan akhirat. Karena mereka adalah orang-orang yang mengerti Islam dan mengerti tujuan hidup.

Hari-hari ini terjadi. Jadi hari-hari ini negara kita ini dikuasai oleh orang-orang yang apa? Dikuasai Ruwaibidhah, apa itu? Yaitu orang yang sebenarnya bodoh tetapi ia berbicara tentang urusan rakyat atau umat. Kemudian apakah yang terjadi? Di lingkungannya banyak orang yang membenci Islam, orang-orang ateis, meskipun tidak ada lagi istilah PKI, tetapi pikirannya mirip dengan PKI. Yaitu ateis, orang yang anti agama, anti Islam. Istilahnya Islamophobi, yaitu benci kepada Islam. Di antara tokoh-tokoh yang sekarang menguasai Indonesia ada yang demikian, padahal katanya Islam, tetapi terang-terangan mengatakan saya tidak percaya keberadaan Hari Akhir, Hari Kiamat, hingga begitu. Ini sama saja dengan ateis atau orang yang kafir. Ada tokoh yang terang-terangan mengatakan sembari membacakan puisi, tetapi isinya, “Lebih indah mana suara azan dengan suara kidung? Lagu Indonesia Raya, Kidung Indonesia Raya, lebih indah daripada suara azan”. Kemudian, “Lebih indah mana gelung konde (gelungan orang perempuan yang tidak berkerudung) atau jilbab? Gelung konde lebih indah daripada jilbab. Itu betul-betul terjadi hari-hari ini pada mereka yang menguasai Indonesia.

Ada seorang ulama, sudah disebut Kiai, Prof. Dr., ahli dalam bidang agama, tetapi rakus harta dan rakus jabatan. Diberi uang, entah berapa ratus miliar, fakih dalam ilmu agama, tetapi karena diberi uang, supaya mendapatkan jabatan, ia pergi ke Cina, diundang negara Cina dan pulang. Setelah itu ia berkata apa? “Akhlak orang Cina lebih baik daripada akhlak orang Arab”. Coba, sampai setingkat itu. Padahal Arab, termasuk Nabi Muhammad Saw., juga orang Arab. Kenapa ia sampai mengatakan begitu? Kemudian mengatakan, “Indonesia tidak akan merdeka tanpa Cina”. Itu setingkat seorang ulama. Karena apa? Karena rakus harta, rakus jabatan karena diberi uang. Ada juga yang sampai mengatakan, “Islam Nusantara itu Islam yang sejati. Islam Arab Islam abal-abal”. Sampai setingkat itu. Ini karena apa? Karena diberi uang, diberi jabatan.

Jangan sampai kita semuanya ini, anak-anak, umpamanya nanti kalau dewasa masuk ke partainya orang-orang yang membenci Islam. Partai orang-orang merahan atau abangan. PKI (Partai Komunis Indonesia) dulu partainya itu abang (merah). Cina juga begitu, PKC (Partai Komunis Cina) juga warnanya merah, bukan putih. Kalau putih bersih sedangkan merah berani, termasuk berani menentang Allah Swt., berani mengatakan tidak percaya kepada Hari Akhir. Jadi perlu waspada, perlu mengerti ini semua. Di atas ilmu pengetahuan ada yang lebih penting yaitu Islam, iman, akhlak dan takwa. Karena kalau tidak mengerti kelak akan menjadi penjahat. Indonesia ini dijajah oleh Belanda selama 350 tahun. Indonesia kalah dikarenakan apa? Karena ilmu pengetahuan. Dan mereka yang menjajah, orang-orang komunis, karena rakus dunia, itu membantai, membunuh orang lain karena mengejar jabatan. Jadi begitu kalau orang yang sudah tidak mengerti agama, akhirnya mengejar dunia saja seperti para penjajah. Mereka orang non-muslim, bukan orang muslim. Orang muslim itu dikalah-kalahkan saja.

Baik, demikianlah.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *