Alumni Al-Ishlah Terpilih Menjadi Delegasi JATIM di Ajang PON XXI

Alumni Pondok Pesantren Al-Ishlah lulusan tahun 2023 terpilih menjadi salah satu delegasi Jawa Timur di ajang PON (Pekan Olahraga Nasional) XXI yang bertempat di Aceh-Sumatra Utara. Ia adalah Zidan Al-Ariz Rudistria atau akrab disapa dengan Zidan.

Dalam ajang PON yang akan berlangsung oada tanggal 8 – 20 September 2024 itu , Zidan mewakili cabang olahraga Kraft Ball. Kepada Tim Media Al-Ishlah, ia bercerita bahwa awal mula dirinya mengenal Kraft Ball adalah dari teman basketnya yang merupakan satu tim di PORPOV (Pekan Olahraga Provinsi). “Bermula dari dikenalkan teman saya itu, saya mencoba olahraga Kraft Ball dan kemudian saya tahu bahwa peluang untuk menjadi timnas cabang olahraga ini masih besar, akhirnya saya menekuni bidang ini,” ucapnya.

Perjuangan untuk menjadi tim Kraft Ball yang melaju ke ajang PON tidak main-main. Bersama pemain Kraft Ball Jawa Timur yang didominasi dari Malang, Bojonegoro, Pasuruan dan Ponorogo, Zidan dan teman-teman terus dilatih dan digembleng hingga terbentuk pemain yang berkualitas. “Tidak cukup sampai menjadi pemain yang handal, di babak kualifikasi PON, kita yang sudah terpilih harus bisa menduduki posisi tujuh teratas untuk bisa bertanding di PON Aceh. Alhamdulillah dengan perjuangan yang keras tim Jatim berhasil mengambil satu nomor dari tiga nomor yang dipertandingkan,” ucap Zidan. Dengan begitu, Zidan dan tim harus mendapat pelatihan fisik yang lebih ketat dari instansi KONI Jawa Timur dengan tujuan agar terbentuk atlet-atlet yang unggul dan benar-benar siap bertanding di ajang PON.

“Alhamdulillah, senang sekali mengetahui alumni kita berhasil masuk jajaran tim Kraft Ball yang akan berlaga di PON Aceh 2024 untuk Jawa Timur. Sangat membanggakan. Selamat dan Sukses terus untuk Akhi Zidan.” Pesan salah satu pembina pondok Al-Ishlah untuk Zidan.

Menjadi atlet Kraft Ball yang bertanding di ajang PON tentu menjadi hal yang sangat disyukuri oleh Zidan. Ia mengakui bahwa ini akan menjadi pengalaman yang sangat luar biasa baginya. Kepada santri-santri Al-Ishlah, ia berpesan agar selalu menanamkan sikap disiplin dan tidak lupa untuk senantiasa melangitkan doa-doa. “Jika kedisiplinan adalah kunci kesuksesan, maka kemalasan adalah kunci kesengsaraan. Jika doa adalah kunci keridhoan, maka kemaksiatan adalah kunci kehancuran. Maka disiplin dan berdoa adalah kunci menggapai impian,” pungkasnya.

Reporter : Ega Maulida Najid

Editor : Revoluna Zyde Khaidir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *