BERLATIHLAH SPERTI BERTANDING, BERTANDINGLAH SEPERTI BERLATIH

Rombongan Pesilat Al-Ishlah

                Perlombaan pencak silat yang di ikuti oleh kontingen MA Al-Ishlah di GOR Gadja Mada kota Batu, jawa timur ini di laksanakan pada 31 Januari 2020 hingga 1 Februari 2020. Pada perlombaan kali ini, MA Al-Ishlah mengirimkan 13 Jawara yang tangguh dalam bidangnya. Ketangguhan mereka terbukti dengan kemenangan-kemenangan yang telah mereka raih. Di antaranya 12 siswa dalam perlombaan sabung dan 1 siswa dalam di perlombaan seni. Tak main-main, sebanyak itu siswa yang di kirim, sebanyak itu pula kemenangan yang dapat mereka raih. Tentunya, kemenangan yang mereka raih tak luput dari kerja keras para jawara yang memiliki semangat juang tinggi dalam setiap usaha dan do’a yang mereka lakukan, serta dorongan para pembina yang ikut mengantar ke tempat perlombaan seperti, Ust. Yazid, Ust. Labib, Ust. Miftah, dan Ust. Toti.

                Pada perlombaan ini, sistem yang di gunakan yakni sistem kelas menurut berat badan masing-masing peserta. Setelah kelas ditentukan, setiap kelas di bagi menjadi banyak gelanggang, lalu setiap gelanggang di bagi menjadi beberapa gelanggang lagi karena peserta dalam perlombaan nasional ini terdapat kurang lebih sebanyak 2000 peserta dari aliran yang berbeda-beda. Antara lain, SH, PO, PH, PD, TS, ASAD, Joko Tole, Macan Putih, Merpati Putih, PN, serta IKSPI yang tergabung dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ). Untuk kali ini, MA Al-Ishlah mewakili Tapak Suci ( TS ). Ketika setiap babak telah terlewati, peserta akan diacak pada setiap pembagian partainya, maka dari itu, seluruh jawara dari MA Al-Ishlah bisa menyebet banyak kemenangan di karenakan kemampuan mereka dan sistem yang cukup menguntungkan. Untuk cabang sabung dan seni, hadiah juara di berikan setelah babak yang mereka lalui usai, sedangkan untuk individual dan kontingen, hadiah juara/rewarding di umumkan setelah seluruh rangkaian perlombaan usai.

                Meskipun pencapaian juara MA Al-Ishlah  ini sangat membanggakan, tapi pada diri mereka telah tertanam rasa rendah hati yang besar. Seperti kata salah satu jawara yang ikut berjuang ketika di Tanya tentang pelajaran yang dapat ia petik “ kita menang bukan berarti kita mumpuni, tapi kemenangan kita hanyalah apresiasi atas usaha yang telah kita lalui, karena ingat, di atas langit maih ada langit “ ungkap Miqdad Athif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *